Sunday 8 November 2015

Jurnal Penuntun Vol. 16, No. 27, 2015

Pendahuluan

Laporan hasil survei/penelitian Biro Litkom Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), tentang Potret dan Tantangan Gerakan Oikoumene: Laporan Penelitian Oikoumene PGI 2013, menunjukkan bahwa kendala serius gerakan ekumenis di Indonesia saat ini ialah kelangkaan kader ekumenis, pada satu sisi, dan jebakan pelembagaan ekumenis itu sendiri (dalam arti kesulitan menemukan bentuk atau wujudnya). Dengan kata lain, isu formasi ekumenis (ecumenical formation) yang berwawasan kebangsaan – melahirkan generasi dengan spiritualitas dan pengetahuan yang memadai dalam rangka memengaruhi gerak kehidupan gereja di tengah masyarakatnya – sungguh satu soal mendasar. Di balik soal formasi dan kader ekumenis, tentu ada soal “gagasan penyimpul” (rallying point) yang diperlukan agar gairah dan gerak keesaan terjadi (dan diminati warga gereja), serta mendapatkan fondasi yang solid dan relevan. Berbarengan dengan itu, bentuk/wujud gerakan ekumenis pun terus mencari ekspresinya agar semakin visible. Dalam konteks ini, selain pengembangan karya PGI, pendayagunaan forum-forum ekumenis dan proses dialog di tingkat lokal maupun nasional dapat menghadirkan bentuk visible dari gerakan ekumenis. Maka, percakapan atau dialog lintas gereja/denominasi guna membangun solidaritas antargereja, jejaring kerja lintas-agama untuk kerja-kerja kemanusiaan diharapkan semakin tampak sebagai wujud keesaan tersebut.

Penelitian Biro Litkom-PGI juga menunjukkan betapa isu sustainability gereja dan lembaga ekumenis menjadi isu utama lainnya. Dengan kata lain, ada keharusan membangun kemandirian gereja dan masyarakat, terutama dalam hal pembiayaan hidupnya; antara lain mendorong badan-badan pengelolaan keuangan masyarakat semacam credit union beroperasi. Badan-badan seperti ini diharapkan bisa sintas, namun juga berperan dalam membuka jejaring ekonomi untuk pengembangan diri gereja dan masyarakat.

Menghadapi kerasnya tantangan-tantangan di atas, memang bisa terjadi kemandekan dalam gerakan ekumenis; tidak munculnya gagasan/teologi yang menghubungkan berbagai pihak dan kader, ekspresi keesaan dan kerjasama antarkomunitas tak terjadi, lalu masing-masing gereja/komunitas sibuk untuk sekadar menghidupi diri sendiri dari hari ke hari, kader/aktor ekumenis tidak berkembang dan disorientasi. Sekiranya gereja mendiamkan soal-soal problematis ini, dan tidak meretas jalan-jalan yang sudah dibayangkan tadi, maka kemandekan bisa mengarah pada kematian gerakan itu sendiri. 

Dalam rangka mengatasi kemandekan tersebut, Jurnal Penuntun edisi khusus ini diharapkan, pada satu sisi, dapat menguraikan dasar-dasar problematis gerakan ekumenis serta menjernihkannya. Kemudian pada sisi lain, menemukan jalan-jalan aksi yang kreatif dalam rangka memaknai dan mewujudnyatakan gerakan keesaan di Indonesia.


KPT GKI SW Jabar dan Panitia HUT ke-65  
Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia


Daftar Isi

  • Kata Pengantar Ketua KPT GKI SW Jabar (Essy Eisen)
  • Kata Pengantar Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (Henriette Lebang)
  • Kata Pengantar Ketua Panitia Pelaksana HUT ke-65 Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (Michael Wattimena)
  • Pendahuluan
  • Prolog - Gerakan Ekumenis di Indonesia: antara Harapan dan Realitas (Gomar Gultom)
  • Merawat Visi Ekumenis: 65 Tahun PGI (Trisno S. Sutanto)
  • Menghidupkan dan Mengelola Organisasi Ekumenis Sebagai Gerakan Umat (Sigit Triyono
  • Hidup Berkecukupan dalam Etos Keugaharian: Alternatif Ekonomi Gerakan Ekumenis Indonesia?  (Martin Lukito Sinaga & Olivia M. Payung Allo)
  • Gerakan Ekumenis di Indonesia: Tantangan Masa Kini (A. A.Yewangoe)
  • Melanjutkan Gerakan Ekumenis di Era serba Digital (Denni H.R. Pinontoan)
  • Tantangan Gerakan Ekumenis: Masa Depan dan Kontribusi Pentakostal (J. Gultom)
  • Senior GMKI dan Gerakan Ekumenis (Rekson Silaban & Marim Purba)
  • Perempuan dan Kepemimpinan Ekumenis (Rainy MP. Hutabarat)
  • Pemahaman-Diri Kristiani di Tengah Kemajemukan Agama (Joas Adiprasetya)
  • Pekabaran Injil dan Tempatnya dalam Gerakan Ekumenis (Beril Huliselan)
  • Proses Gerejawi di GKI dalam Perspektif Gerakan Keesaan: Kontribusinya, Komplikasinya, serta Ilusinya (Yusak Soleiman)
  • Epilog (A.A. Yewangoe)

****************